Powered by Blogger.

Tuesday, October 16, 2012

PESTA SETIAP LEBARAN IDUL FITRI

Suara rentetan letusan terdengar saling berlomba sesaat kami sekeluarga menginjakkan kaki dirumah sehabis pulang dari melaksanakan Sholat Idul Fitri berjamaah dimasjid. Hal ini sontak membuat kami segera berganti pakaian dan bergegas menuju asal suara letusan-letusan itu terdengar.Ya..pesta petasan tahun ini sudah dimulai, itu yang ada dibenak kami saat perjalanan menuju TKP.

Benar saja, masih sekitar beberapa ratus meter sebelum kami berhasil sampai dilokasi, asap putih terlihat jelas membumbung tinggi memburamkan senyum langit biru yang sedari tadi berusaha menyapa warga masyarakat Kadilobo-Gandok yang sedang menyongsong kemenangan setelah satu bulan melaksanakan ibadah puasa dibulan Ramadhan.

Asap putih bercampur bau pekat belerang terbakar, mengiringi suara letusan yang terus membuat irama layaknya suasana dalam adegan pertempuran dimedan perang dalam film-film kepatriotan.

Sesampainya dilokasi pesta petasan itu masih terus berlangsung, jalanan desa itu sudah nyaris tak terlihat karena tertutup rata oleh jutaan serpihan kertas sisa-sisa petasan yang sudah dinyalakan. Puluhan  pemuda pemudi beserta beberapa puluh warga desa lainnya sedang beramai-ramai menyalakan petasan-petasan yang diantaranya memiliki ukuran jumbo.

Empat ujung jalan sengaja dijaga oleh warga untuk mengantisipasi para pemakai jalan lain agar menunggu saat-saat yang tepat untuk lewat, namun yang terjadi para pemakai jalan yang berniat lewat dilokasi kejadian justru ikut melebur diri dalam kerumunan sehingga lokasi terlihat sangat ramai.

Mereka menyadari bahwa menyalakan petasan bisa berbahaya, menyalakan memiliki resiko yang tinggi terlebih apabila ukuran petasan juga tidak kecil, tapi ini adalah tradisi dimana mereka bisa merasakan bahwa mereka benar-benar sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri.

Harapan kami adalah jadikan hal ini tetap menjadi sebuah tradisi yang suka atau tidak suka memang sudah diwariskan, sebuah kenyataan yang kadang membuat pihak-pihak tertentu harus sulit mengambil  keputusan. 


Monday, October 15, 2012

TRADISI DALAM BERCOCOK TANAM : DUSUN KADILOBO GANDOK PAKEM YOGYAKARTA

Ciri utama yang pertama kali dapat dilihat dari karakter masyarakat yang hidup di daerah pedesaan adalah masih kuatnya tradisi saling membantu bahu membahu menyelesaikan "Gawe" salah satu atau lebih warga masyarakatnya.

Yang dimaksud dengan "Gawe' disini adalah pekerjaan atau hajat yang membutuhkan keterlibatan semua anggota keluarga dan memiliki prioritas dan penilaian penting atau urgent.

Salah satu tradisi sederhana tapi terasa sangat bersahaja adalah tradisi saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan warga masyarakat dalam bercocok tanam. Tidak luput pula warga masyarakat dusun Kadilobo-Gandok Desa Purwobinangun Kec. Pakem yogyakarta hingga saat ini juga masih menjunjung tinggi tradisi tersebut, dimana ini dapat kita saksikan setiap musim menanam padi atau masa panen tiba. Satu area milik salah satu warga dusun Kadilobo-Gandok bisa dikerjakan oleh 15 hingga 25 orang sekaligus yang nota bene mereka juga pemilik lahan pertanian diseputaran area tersebut, artinya kapanpun satu lahan pertanian sedang mengalami masa tanam padi atau masa panen, disitulah tercermin satu kondisi betapa harmonisnya kehidupan masyarakat di dusun Kadilobo-Gandok ini.

Kembali seperti alasan terdahulu di tradisi Sambatan bahwa saling membantu adalah bentuk implementasi sederhana yang mengandung makna dari seluruh nilai-nilai makhluk sosial. Bukan hanya karena tradisi ini sangat membantu tapi juga merupakan warisan para leluhur yang jangan sampai hilang dan terlupakan.

SAMBATAN : TRADISI SEJATI ORANG JAWA HIDUP BERMASYARAKAT

Makhluk Sosial, itu adalah sebuah ungkapan dasar paling sederhana tentang bagaimana manusia bisa bertahan hidup didunia ini, yaitu hidup dalam lingkungan manusia lain disekitarnya. Lebih mulia lagi adalah manusia sebagai Makhluk Sosial yang Beradab yang artinya selain manusia harus bisa hidup berdampingan dengan manusia lain, manusia juga makhluk yang yang senantiasa menciptakan aturan untuk menjaga ketertiban dan keberlangsungan masyarakat itu sendiri.

Sambatan yang berasal dari kata Sambat yang berarti  mengucapkan kata untuk meminta bantuan atau pertolongan. Dan dalam tradisi Sambatan ini ada istilah penting yang mengiringinya, yaitu kata "Jawab atau Jawabe" dimana orang jawa menterjemahkan kata tersebut sebagai bentuk lahirnya permintaan bantuan dari orang yang membutuhkan bantuan.Hal ini juga diartikan sebagai wujud adanya tatanan atau aturan dalam tradisi masyarakat jawa dimana setiap orang harus patuh.So...jika ada salah satu warga dalam kurun waktu tertentu akan segera memiliki hajat membongkar/merenovasi rumah misalnya, untuk memperingan bagian pekerjaan dari yang memiliki hajat, maka sudah selayaknya Sambatan tersebut akan dilaksanakan dengan catatan bahwa warga yang sedang memiliki hajat harus secara resmi mengucapkan permohonan bantuan di depan forum rapat/kumpulan atau bisa melalui perwakilan anggota keluarga yang memiliki hajat mengunjungi satu persatu kepada warga sebagai bentuk peng-aplikasian kata "Jawab" itu tadi.

Sambatan adalah bentuk implementasi sederhana yang mengandung makna dari seluruh nilai-nilai makhluk sosial. Bagi masarakat Dusun kadilobo-Gandok Sambatan adalah tradisi dan aktifitas yang sangat  penting untuk dipertahankan dan terus dilakukan. Bukan hanya karena tradisi ini sangat membantu tapi juga merupakan warisan para leluhur yang jangan sampai hilang dan terlupakan.

PERAYAAN AKBAR MANGAYUBAGYA PELANTIKAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DIY

Tidak lama lagi, setelah masyarakat yogyakarta bersuka cita dengan disahkannya RUUK Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Undang-undang pada Rapat Paripurna DPR 30 Agustus 2012 dan dilanjutkan dengan pelantikan Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X  sebagai gubernur DIY dan Sri Paduka Paku Alam VIII sebagai wakilnya pada 10 Oktober 2012 oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yodhoyono di Gedung Agung ( yang rencana awalnya dilaksanankan di Siti Hinggil ) lalu kini giliran perayaan akbar "Mangayubagya Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Yogyakarta" akan digelar sebagai ungkapan rasa syukur seluruh Masyarakatt Yogyakarta.

Perayaan akbar ini sedianya akan digelar di Dusun Kadilobo-Gandok Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta selama 2 hari, yaitu hari Sabtu-Minggu  tanggal 20-21 Oktober 2012, dimana Dusun Kadilobo-Gandok ini merupakan salah satu Desa Wisata yang berada dikawasan Pasar Perjuangan Srowolan.

Perayaan  akbar ini sendiri akan dihadiri langsung oleh Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Sri Paduka Paku Alam VIII, seluruh Bupati dan Wakil Bupati se-Daerah Istimewa Yogyakarta beserta jajaran pemerintah ditingkat kecamatan dan kelurahan di DIY yang keseluruhan undangan berjumlah 1200 tamu undangan.

Selain acara utama yaitu Do'a Bersama sebagai rasa syukur seluruh Masyarakat Yogyakarta acara ini akan dimeriahkan pula dengan pentas kesenian Campursari pada sore hari  Sabtu 20 Oktober 2012, Pentas Kesenian Wayang Kulit oleh Ki Manteb Sudarsono pada malam harinya dan  dilanjutkan Pentas Kesenian Kuda Lumping pada hari ke dua Minggu 21 Oktober 2012.

Bersama ini mari bersama-sama kita sukseskan perayaan akbar ini dengan tetap menjaga keamanan dan keteriban sebagai wujud rasa hormat dan patuh kita kepada Ngarsa Dalem selaku pimpinan seluruh masyarakat Yogyakarta dan sebagai implementasi Masyarakat Yogyakarta yang memiliki identitas sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi Adab Kebudayaan Santun.


Saturday, October 13, 2012

OUTBOUND PAUD BUDI MULIA DUA [BMD] : KARANGASRI OUTBOUND

Kali ini giliran Keluarga besar peserta didik, Wali Murid dan Pendidik PAUD TERPADU BUDI MULIA DUA [BMD] yang beralamat di Terban GK V/27 Yogyakarta berkunjung dan beraktifitas di Lokasi Outbound Karangasri Adventure Service. Dibawah pengawalan Tim Outbound yang digawangi  Triyanto kegiatan dimulai di Outbound Karangasri Adventure Service - Karanggeneng Kawasan Pasar Perjuangan Srowolan, pakem Sleman Yogyakarta.

Kali ini peserta outbound berjumlah kurang lebih sekitar 150 peserta didik beserta Wali Murid dan para Pendidik. Kegiatan dibagi dalam kelompok terpisah antara para peserta didik dan wali beserta pendidik/ guru.

Acara berlangsung sangat meriah terutama saat para wali dan pendidik terlibat dalam kegiatan dalam sessi outbound dewasa dibawah pengawalan para fasilitator di Outbound Karangasri Adventure Service - Karanggeneng Kawasan Pasar Perjuangan Srowolan.

Terlihat jelas bahwa semua peserta menikmati sessi demi sessi dari awal hingga akhir di outbound Karangasri Adventure Service. Keceriaan serupa juga terlihat diwajah para peserta didik PAUD Budi Mulia Dua [BMD]. Mereka menikmati aktifitas tracking menyusuri area / kawasan dusun Karanggeng di Kawasan Pasar Perjuangan Srowolan dimana jalur yang diambil juga menyusuri area persawahan, jalan kampung dan lokasi kandang ternak sapi di dusun Karanggeneng.

Hal ini ditambah pula dengan sessi- sessi yang dijalankan dilokasi outbound Karangasri Adventure Service Karanggeneng.

Lepas dari keberhasilan kegiatan ini, Outbound karangasri Adventure Service bersama para partner kerja tim outbound independent akan tetap terus menjaga kualitas dan hubungan baik dengan peserta kegiatan yang dalam hal ini adalah peserta outbound PAUD Terpadu Budi Mulia Dua (BMD) Terban Yogyakarta.

link Karangasri Adventure Service