Powered by Blogger.

Monday, September 30, 2013

Home » » "EXPLORATIVE LEARNING" SHABA OUTBOUND

"EXPLORATIVE LEARNING" SHABA OUTBOUND

A. BELAJAR TENTANG dan DARI ALAM

Program "Junior Explorative Learning" (JEL) merupakan program untuk anak-anak dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai tingkat Sekolah Dasar (SD)

Tujuan dari JEL adalah :

1. Belajar tentang alam

2. Belajar dari alam

Belajar tentang alam dalam arti anak-anak diberi kesempatan untuk mengenal dan memahami alam dan hukum-hukum alam. Anak-anak diperkenalkan bahwa sifat air adalah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Anak-anak diperkenalkan pada siklus kehidupan secara alamiah, pada sumber air tanah dst.

Belajar dari alam berarti anak-anak mendapatkan pelajaran dari alam. Anak-anak akan belajar bahwa untuk tetap hidup manusia harus tangguh secara fisik dan mental, gigih dan tekun, berani dan teliti, percaya diri dan tolong menolong. Anak-anak akan belajar arti tanggung jawab.

MENGAPA PROGRAM "EXPLORATIVE LEARNING" PENTING

Belajar tentang alam dan mendapatkan pelajaran dari alam bagi anak-anak harus mempunyai dampak pembentukan watak bagi anak-anak. Program JEL dirancang untuk mendapatkan kemanfaatan berikut :

1. MENEMUKAN DIRI SENDIRI

Proses belajar akan lebih efektif kalau disertai emosi, tentang dan dukungan yang dibutuhkan. Orang akan menemukan kemampuan dirinya, nilai-nilai dalam dirinya, kasih sayang dan rasa tanggung jawab kalau berada dalam situasi darurat dan keadaan yang tidak diduga sebelumnya. Pengalaman yang melibatkan emosi atau perasaan akan membawa anak-anak pada "Penemuan Diri". Perasaan merupakan "jalan alamiah" menuju pengetahuan. Perasaan itu sendiri dapat kacau, menyakitkan, penuh pertentangan, tetapi semua itu datang dari diri anak yang paling dalam. Anak-anak akan memahami bahwa perasaan yang timbul dari pengalaman yang berat dan tidak terduga itu penting karena perasaan yang tercipta dari pengalaman semacam itu merupakan awal dari wawasan hidup selanjutnya.

Rasa ngeri pada waktu mengalami bahaya dilapangan, atau rasa haru melihat keindahan alam akan membangkitkan rasa ingin tahu dan pemahaman pada diri sendiri yang sebelumnya tidak dikenal oleh para siswa. Selanjutnya para siswa akan meneliti dirinya sendiri dan akan belajar dan terus meneliti dirinya sendiri.

Dalam proses “Explorative Learning” para siswa akan melakuka tugas-tugas yang memerlukan ketekunan, kebugaran, ketrampilan, imajinasi dan disiplin diri agar dapat mencapai kinerja yang berarti. Tugas utama para pembimbing adalah membantu siswa mengatasi rasa takut dan meyakinkan bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang lebih dari yang mereka pikirkan.

Kegiatan dialam yang melibatkan emosi akan menjadi pendorong tumbuhnya “semangat” dalam jiwa anak-anak. Jiwa yang bersemangat penting agar manusia bersemangat merupakan “energi” atau api dalam kehidupan.

2. MENUMBUHKAN PIKIRAN HEBAT

Dalam pikirannya, anak-anak selalu mengharapkan sesuatu yang hebat karena anak-anak memang berkeinginan memiliki “Pikiran Hebat” ini dapat diberikan kesempatan untuk tumbuh.

Pikiran hebat sudah ada dalam diri anak-anak, tetapi belum bekerja dengan baik. Agar dapat bekerja, maka diperlukan “bahan baker”. Kalau anak-anak berhadapan dengan alam, maka mereka akan berhadapan dengan “hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya”. Di alam mereka berhadapan dengan ciptaan Tuhan yang mengagumkan yang tadinya tidak masuk diakal anak-anak. Pada waktu anak-anak berhadapan dengan gejala alam yang tidak pernah ditemui, mereka akan bertanya dalam dirinya mengapa hal itu dapat terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.

Dalam membantu para siswa, para pembimbing harus menyadari pentingnya “pikiran hebat” yang sedang dialiri “bahan baker” selama program JEL ini.

3. RASA BERTANGUNG JAWAB

Belajar merupakan proses pribadi tetapi juga proses social. Dalam belajar, setiap orang menghadapi proses “penemuan” diri sendiri dan sekaligus juga terlibat dalam proses kelompok. Program JEL menawarkan peluang bagi anak-anak bertangung jawab terhadap proses dirinya sendiri maupun kelompok.

Dalam proses JEL, fungsi pembimbing adalah memberi tahu tentang ketrampilan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan, tetapi tidak memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi para siswa atau menentukan jalur mana yang harus ditempuh oleh siswa.

Kalau rasa tanggung jawab sudah tertanam pada diri anak-anak, maka mereka akan menghargai dan bangga atas “kerepotan” dan kerja keras yang harus ditempuh.4. KASIH SAYANG DAN KEPERDULIAN

Selama proses berlangsung, perlu ditumbuhkan saling mempercayai antara siswa dengan pembimbing. Proses JEL merupakan kelompok yang tidak besar, sehingga para pembimbing dapat memberikan kepedulian serta membantu setiap siswa secara pribadi. Dengan kepedulian dan kasih sayang dari pembimbing dari rekan sendiri yang lebih tua, maka akan tertanam rasa aman secara fisik maupun secara emosional pada diri peserta.

5. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN

Pada dasarnya semua anak harus merasa sukses dalam memperoleh “rasa percaya diri” dan “kemampuan diri” dalam menempuh tantangan dan kesulitan. Namun demikian anak-anak juga perlu mendapat pelajaran dari kegagalan, dengan didorong untuk lebih tekun waktu menghadapi masalah yang sulit. Anak-anak perlu didorong untuk menjadikan “ketidakmampuan” menjadi “peluang”.

Kurt Hahn (penemu Outward Bound) sangat menganjurkan “keakraban” antara keberhasilan dengan kegagalan. Keberhasilan tanpa kegagalan tidak akan memberikan rasa kepuasan yang tinggi. Oleh karena itu dalam program JEL anak-anak tidak boleh terlalu ditolong karena kasihan atau agar berhasil.

6. KERJASAMA DAN PERSAINGAN

Memenangkan persaingan dalam hidup tidak lagi menjadi tujuan kalau orang memahami arti “kerjasama” atau kolaborasi. Arti kata “persaingan” harus dipahami sebagai “persaingan antara dirinya sendiri dengan tantangan yang juga ditetapkan pada diri sendiri dan oleh diri sendiri”.

Dalam proses JEL anak-anak akan belajar bagaimana bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Kerjasama mempunyai makna bahwa keberhasilan diri merupakan keberhasilan bersama dan sebaliknya.

7. KERAGAMAN DAN KETERBUKAAN

Keberagaman dan keterbukaan akan memperkaya gagasan, kekuatan kreatif, kemampuan mendapatkan solusi permasalahan dan menghargai orang lain. Dalam proses JEL para siswa akan belajar menghargai perbedaan-perbedaan, baik dalam hal kemampuan, tingkat akademis, perbedaan agama, ras dan budaya dan sebagainya.

Orang bilang “banyak jalan ke roma”. Artinya untuk sampai pada tujuan tidak hanya tersedia satu jalan. Untuk suatu permasalahan tidak tersedia satu solusi. Oleh karena itu “perbedaan” dan “keterbukaan” akan membawa kita pada banyak pilihan jalan ke roma.

8. MELAYANI DENGAN IKLAS DAN PENGERTIAN

Melayani dengan iklas dan pengertian terhadap masalah yang dihadapi orang lain merupakan bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam program JEL anak-anak akan mendapat pemahaman tentang melayani orang lain. Prestasi akademik tinggi dalam sekolah perlu dikejar, tetapi prestasi akademik tersebut tidak akan ada manfaatnya kalau tidak ada “watak” atau “sikap” mau melayani orang lain.


LINGKUNGAN ALAM

Hubungan akrab dengan alam dan menghormat alam akan menyegarkan semangat hidup manusia. Bergaul akrab dengan alam memberi pelajaran tentang perputaran hidup secara alamiah dan tentang prinsip sebab dan akibat dalam hidup. Siswa yang diberi peluang untuk akrab dengan alam akan merasa menjadi “penjaga alam” dan terlibat dalam proses berkelanjutan generasi mendatang.

Anak-anak yang terbiasa hidup dialam terbuka, makan dan tidur dialam akan tumbuh menjadi orang dewasa yang stabil. Di alam anak-anak akan menemukan dirinya dan memahami makna mengambil resiko dalam kehidupan.

Pemandangan alam yang indah itu saja sudah mampu menajamkan “rasa” dalam diri anak. Anak-anak mempelajari “rantai dalam kehidupan dan dari sana mereka akan tahu bahwa semua isi alam raya yang telah diciptakan oleh Tuhan itu saling tergantung dan memberi manfaat satu kepada yang lain”.

Tidak diperlukan “alam liar” untuk memberi pelajaran kepada anak-anak tentang alam. Mereka akan belajar tentang alam dengan apa yang ada disekitar desa. Bagaimana bibit padi dapat menjadi beras yang dimakan setiap hari. Mereka akan belajar bahwa benih yang kecil dan lembut itu dapat berubah menjadi sayur, menjadi pohon besar atau menjadi buah yang lezat. Mereka akan belajar tentang aliran sungai sejak dari mata air dari hulu sampai hilir. Mereka akan belajar tentang fungsi hutan sebagai wilayah resapan air yang mereka pakai dalam hidup sehari-hari dikota.

Dalam program JEL anak-anak hanya perlu kita tarik perhatiannya terhadap alam dan gejala alam. Selama di alam mereka kita ajak untuk menjalin hubungan akrab dengan alam. Mereka dapat berbicara dengan pepohonan atau hewan kecil-kecil seperti belalang, jangkrik dan sebagainya. Berdiam diri di alam untuk mendengarkan alam akan berguna dalam kehidupan waktu dewasa karena menanamkan “kesyahduan” dalam jiwa mereka.

KESENDIRIAN DAN PENGENDAPAN

Proses belajar memerlukan waktu untuk “menyendiri” agar dapat melakukan “pengendapan” atas hal-hal yang telah dipelajari atau dialami. Proses “menyendiri” dan “pengendapan” tersebut diperlukan agar para siswa maupun guru menemukan kaitan hal satu dengan yang lain.

Proses “menyendiri” dan “pengendapan” dapat dilakukan dengan membuat laporan tentang apa yang telah dialami dalam proses “belajar dialam”. Kegiatan berbagi diantara siswa atau siswa dengan guru juga merupakan proses pengendapan yang baik.
Share this games :

0 comments:

Post a Comment