Powered by Blogger.

Friday, November 22, 2013

JASA INSTALASI WAHANA OUTBOUND

Selain sebagai provider kegiatan outbound, dengan Divisi Teknis Instalasi  Wahana Outbound kami, pengelola desa wisata kawasan pasar perjuangan srowolan juga menawarkan beberapa jasa untuk membangun sebuah kawasan outbound bagi siapapun, baik institusi maupun perorangan.

Berikut adalah paket jasa yang kami tawarkan :
1. Jasa Instalasi Wahana outbound element darat : Highrope ( Burma bridge, Elvis Walk, Spider Web dll )
2. Jasa Instalasi Wahana Outbound element air : Ants in Log, Balancing Beam, Two Line Horizontal/Vertical, Muse, Balanced Bridge.
3. Jasa instalasi Wahana Flying Fox
4. Konseling manajemen Outbound.

Instalasi Wahana Outbound Banyu Sumilir
Untuk konseling Manajemen Outbound kami menawarkan jasa mengenai bagaimana anda harus menjalankan instalasi wahana outbound yang telah kami instal dilokasi anda, bagaimana anda harus menata sistem pemasaran yang efektif, bahkan kami juga melayani jasa konseling mengenai platform kawasan outbound yang akan anda bangun, dari mulai desain logo, desain proposal, pemetaan segmen pasar calon pengunjung bagi kawasan outbound anda.

Kami membuka  kesempatan seluas-luasnya bagi anda yang saat ini memiliki sumber daya cukup yang tidak terolah secara optimal untuk ikut ambil bagian dalam pasar dunia wisata diIndonesia khususnya ountbound.

Bersama kami, minat anda untuk memiliki instalasi wahana outbound sendiri akan kami bantu untuk terwujud. 

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan hubungi :
ANTARES HRM.
d/a Desa Wisata Kawasan Pasar Perjuangan Sorowulan
Jl.Palagan Tentara Pelajar Km. 14
Dn. Kadilobo Ds.Purwobinangun Kec.Pakem Sleman
0878.3934.9427 - 0274 8399779  Yogyakarta

Monday, September 30, 2013

"EXPLORATIVE LEARNING" SHABA OUTBOUND

A. BELAJAR TENTANG dan DARI ALAM

Program "Junior Explorative Learning" (JEL) merupakan program untuk anak-anak dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai tingkat Sekolah Dasar (SD)

Tujuan dari JEL adalah :

1. Belajar tentang alam

2. Belajar dari alam

Belajar tentang alam dalam arti anak-anak diberi kesempatan untuk mengenal dan memahami alam dan hukum-hukum alam. Anak-anak diperkenalkan bahwa sifat air adalah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Anak-anak diperkenalkan pada siklus kehidupan secara alamiah, pada sumber air tanah dst.

Belajar dari alam berarti anak-anak mendapatkan pelajaran dari alam. Anak-anak akan belajar bahwa untuk tetap hidup manusia harus tangguh secara fisik dan mental, gigih dan tekun, berani dan teliti, percaya diri dan tolong menolong. Anak-anak akan belajar arti tanggung jawab.

MENGAPA PROGRAM "EXPLORATIVE LEARNING" PENTING

Belajar tentang alam dan mendapatkan pelajaran dari alam bagi anak-anak harus mempunyai dampak pembentukan watak bagi anak-anak. Program JEL dirancang untuk mendapatkan kemanfaatan berikut :

1. MENEMUKAN DIRI SENDIRI

Proses belajar akan lebih efektif kalau disertai emosi, tentang dan dukungan yang dibutuhkan. Orang akan menemukan kemampuan dirinya, nilai-nilai dalam dirinya, kasih sayang dan rasa tanggung jawab kalau berada dalam situasi darurat dan keadaan yang tidak diduga sebelumnya. Pengalaman yang melibatkan emosi atau perasaan akan membawa anak-anak pada "Penemuan Diri". Perasaan merupakan "jalan alamiah" menuju pengetahuan. Perasaan itu sendiri dapat kacau, menyakitkan, penuh pertentangan, tetapi semua itu datang dari diri anak yang paling dalam. Anak-anak akan memahami bahwa perasaan yang timbul dari pengalaman yang berat dan tidak terduga itu penting karena perasaan yang tercipta dari pengalaman semacam itu merupakan awal dari wawasan hidup selanjutnya.

Rasa ngeri pada waktu mengalami bahaya dilapangan, atau rasa haru melihat keindahan alam akan membangkitkan rasa ingin tahu dan pemahaman pada diri sendiri yang sebelumnya tidak dikenal oleh para siswa. Selanjutnya para siswa akan meneliti dirinya sendiri dan akan belajar dan terus meneliti dirinya sendiri.

Dalam proses “Explorative Learning” para siswa akan melakuka tugas-tugas yang memerlukan ketekunan, kebugaran, ketrampilan, imajinasi dan disiplin diri agar dapat mencapai kinerja yang berarti. Tugas utama para pembimbing adalah membantu siswa mengatasi rasa takut dan meyakinkan bahwa mereka dapat melakukan sesuatu yang lebih dari yang mereka pikirkan.

Kegiatan dialam yang melibatkan emosi akan menjadi pendorong tumbuhnya “semangat” dalam jiwa anak-anak. Jiwa yang bersemangat penting agar manusia bersemangat merupakan “energi” atau api dalam kehidupan.

2. MENUMBUHKAN PIKIRAN HEBAT

Dalam pikirannya, anak-anak selalu mengharapkan sesuatu yang hebat karena anak-anak memang berkeinginan memiliki “Pikiran Hebat” ini dapat diberikan kesempatan untuk tumbuh.

Pikiran hebat sudah ada dalam diri anak-anak, tetapi belum bekerja dengan baik. Agar dapat bekerja, maka diperlukan “bahan baker”. Kalau anak-anak berhadapan dengan alam, maka mereka akan berhadapan dengan “hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya”. Di alam mereka berhadapan dengan ciptaan Tuhan yang mengagumkan yang tadinya tidak masuk diakal anak-anak. Pada waktu anak-anak berhadapan dengan gejala alam yang tidak pernah ditemui, mereka akan bertanya dalam dirinya mengapa hal itu dapat terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.

Dalam membantu para siswa, para pembimbing harus menyadari pentingnya “pikiran hebat” yang sedang dialiri “bahan baker” selama program JEL ini.

3. RASA BERTANGUNG JAWAB

Belajar merupakan proses pribadi tetapi juga proses social. Dalam belajar, setiap orang menghadapi proses “penemuan” diri sendiri dan sekaligus juga terlibat dalam proses kelompok. Program JEL menawarkan peluang bagi anak-anak bertangung jawab terhadap proses dirinya sendiri maupun kelompok.

Dalam proses JEL, fungsi pembimbing adalah memberi tahu tentang ketrampilan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan, tetapi tidak memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi para siswa atau menentukan jalur mana yang harus ditempuh oleh siswa.

Kalau rasa tanggung jawab sudah tertanam pada diri anak-anak, maka mereka akan menghargai dan bangga atas “kerepotan” dan kerja keras yang harus ditempuh.4. KASIH SAYANG DAN KEPERDULIAN

Selama proses berlangsung, perlu ditumbuhkan saling mempercayai antara siswa dengan pembimbing. Proses JEL merupakan kelompok yang tidak besar, sehingga para pembimbing dapat memberikan kepedulian serta membantu setiap siswa secara pribadi. Dengan kepedulian dan kasih sayang dari pembimbing dari rekan sendiri yang lebih tua, maka akan tertanam rasa aman secara fisik maupun secara emosional pada diri peserta.

5. KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN

Pada dasarnya semua anak harus merasa sukses dalam memperoleh “rasa percaya diri” dan “kemampuan diri” dalam menempuh tantangan dan kesulitan. Namun demikian anak-anak juga perlu mendapat pelajaran dari kegagalan, dengan didorong untuk lebih tekun waktu menghadapi masalah yang sulit. Anak-anak perlu didorong untuk menjadikan “ketidakmampuan” menjadi “peluang”.

Kurt Hahn (penemu Outward Bound) sangat menganjurkan “keakraban” antara keberhasilan dengan kegagalan. Keberhasilan tanpa kegagalan tidak akan memberikan rasa kepuasan yang tinggi. Oleh karena itu dalam program JEL anak-anak tidak boleh terlalu ditolong karena kasihan atau agar berhasil.

6. KERJASAMA DAN PERSAINGAN

Memenangkan persaingan dalam hidup tidak lagi menjadi tujuan kalau orang memahami arti “kerjasama” atau kolaborasi. Arti kata “persaingan” harus dipahami sebagai “persaingan antara dirinya sendiri dengan tantangan yang juga ditetapkan pada diri sendiri dan oleh diri sendiri”.

Dalam proses JEL anak-anak akan belajar bagaimana bekerjasama dengan anggota kelompoknya. Kerjasama mempunyai makna bahwa keberhasilan diri merupakan keberhasilan bersama dan sebaliknya.

7. KERAGAMAN DAN KETERBUKAAN

Keberagaman dan keterbukaan akan memperkaya gagasan, kekuatan kreatif, kemampuan mendapatkan solusi permasalahan dan menghargai orang lain. Dalam proses JEL para siswa akan belajar menghargai perbedaan-perbedaan, baik dalam hal kemampuan, tingkat akademis, perbedaan agama, ras dan budaya dan sebagainya.

Orang bilang “banyak jalan ke roma”. Artinya untuk sampai pada tujuan tidak hanya tersedia satu jalan. Untuk suatu permasalahan tidak tersedia satu solusi. Oleh karena itu “perbedaan” dan “keterbukaan” akan membawa kita pada banyak pilihan jalan ke roma.

8. MELAYANI DENGAN IKLAS DAN PENGERTIAN

Melayani dengan iklas dan pengertian terhadap masalah yang dihadapi orang lain merupakan bagian penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam program JEL anak-anak akan mendapat pemahaman tentang melayani orang lain. Prestasi akademik tinggi dalam sekolah perlu dikejar, tetapi prestasi akademik tersebut tidak akan ada manfaatnya kalau tidak ada “watak” atau “sikap” mau melayani orang lain.


LINGKUNGAN ALAM

Hubungan akrab dengan alam dan menghormat alam akan menyegarkan semangat hidup manusia. Bergaul akrab dengan alam memberi pelajaran tentang perputaran hidup secara alamiah dan tentang prinsip sebab dan akibat dalam hidup. Siswa yang diberi peluang untuk akrab dengan alam akan merasa menjadi “penjaga alam” dan terlibat dalam proses berkelanjutan generasi mendatang.

Anak-anak yang terbiasa hidup dialam terbuka, makan dan tidur dialam akan tumbuh menjadi orang dewasa yang stabil. Di alam anak-anak akan menemukan dirinya dan memahami makna mengambil resiko dalam kehidupan.

Pemandangan alam yang indah itu saja sudah mampu menajamkan “rasa” dalam diri anak. Anak-anak mempelajari “rantai dalam kehidupan dan dari sana mereka akan tahu bahwa semua isi alam raya yang telah diciptakan oleh Tuhan itu saling tergantung dan memberi manfaat satu kepada yang lain”.

Tidak diperlukan “alam liar” untuk memberi pelajaran kepada anak-anak tentang alam. Mereka akan belajar tentang alam dengan apa yang ada disekitar desa. Bagaimana bibit padi dapat menjadi beras yang dimakan setiap hari. Mereka akan belajar bahwa benih yang kecil dan lembut itu dapat berubah menjadi sayur, menjadi pohon besar atau menjadi buah yang lezat. Mereka akan belajar tentang aliran sungai sejak dari mata air dari hulu sampai hilir. Mereka akan belajar tentang fungsi hutan sebagai wilayah resapan air yang mereka pakai dalam hidup sehari-hari dikota.

Dalam program JEL anak-anak hanya perlu kita tarik perhatiannya terhadap alam dan gejala alam. Selama di alam mereka kita ajak untuk menjalin hubungan akrab dengan alam. Mereka dapat berbicara dengan pepohonan atau hewan kecil-kecil seperti belalang, jangkrik dan sebagainya. Berdiam diri di alam untuk mendengarkan alam akan berguna dalam kehidupan waktu dewasa karena menanamkan “kesyahduan” dalam jiwa mereka.

KESENDIRIAN DAN PENGENDAPAN

Proses belajar memerlukan waktu untuk “menyendiri” agar dapat melakukan “pengendapan” atas hal-hal yang telah dipelajari atau dialami. Proses “menyendiri” dan “pengendapan” tersebut diperlukan agar para siswa maupun guru menemukan kaitan hal satu dengan yang lain.

Proses “menyendiri” dan “pengendapan” dapat dilakukan dengan membuat laporan tentang apa yang telah dialami dalam proses “belajar dialam”. Kegiatan berbagi diantara siswa atau siswa dengan guru juga merupakan proses pengendapan yang baik.

DOWNLOAD PETA YOGYA

Pernahkah anda bingung hanya untuk mengingat dimana letak sebuah jalan di Yogya padahal kita besar dan lahir di Kota ini (Yogyakarta )? Saya yakin anda sering mengalaminya.Link dalam Post saya kali ini akan membantu anda untuk menghindari hal tersebut, dan akan lebih berguna lagi bagi anda yang bahkan tidak tinggal di Yogyakarta.
Untuk men-Download nya silahkan klik disini.

SHABA OUTBOUND

Sekolah Alam Shaba berada di dusun Karanggeneng Purwobinangun Pakem Sleman Yogyakarta, berada di ketinggian ± 500 - 700 mdpl disebelah selatan lereng gunung Merapi. Akses jalan menuju Sekolah Alam Shaba sebagai berikut :

Dari Monjali (Monumen Jogja Kembali) ke utara ± 10 km sampai di perempatan dusun Balong (PT. Mataram Tunggal Garment), di perempatan tersebut belok kiri sampai pada pertigaan dusun Kadilobo belok kanan (ke utara) kemudian sampai di pertigaan dusun Karanggeneng belok kiri ± 1 km sampai di lokasi Sekolah Alam Shaba (depan SD Srowolan 1).

Dari perempatan Beran Sleman (lampu merah) ke utara ± 7 - 9 km sampai di perempatan dusun Donoasih (angina-angin) terus keutara sampai di perempatan dusun Gabugan (ada pohon beringin ditengah jalan), di perempatan tersebut belok kanan ± 900 m sampai di lokasi Sekolah Alam Shaba (depan SD Srowolan 1).

Saturday, September 28, 2013

SEKILAS TENTANG OUTWARD BOUND

Sejarah
Outward Bound / Out Bound berasal dari kata out of bounderies, yang merupakan istilah kelautan merujuk pada posisi kapal berada di laut bebas atau di luar wilayah labuh. Out of bounderies secara harafiah berarti di  luar batas-batas. Gabungan kata-kata ini dilakukan oleh Kurt Hahn, seorang pelaut sekaligus pendidik berdarah Jerman tetapi lebih dikenal sebagai penggiat dunia pendidikan Inggris. Kurt Hahn adalah sekretaris pribadi Pangeran Max Von Baden dari kekaisaran terakhir Kanselir Jerman. Setelah berseberangan dengan Hitler pada tahun 1933, Hahn pindah ke Skotlandia dan mendirikan sebuah sekolah Outbound/ Outward Bound pertaman bernama Gordonstaun School.

Pada tahun tahun 1941, Kurt Hahn mulai secara aktif menerapkan pola kegiatan outward bound dalam mempersiapakan pelaut-pelaut muda Inggris untuk melakukan pelayaran Perang Dunia II. Pola yang sama dilakukan oleh Angkatan Laut sekutu pada PD II untuk meningkatkan sinergi tim serta leadership dalam pasukan gabungan.
Setelah PD II, pola Outward Bound makin dikenal luas dan bukan saja di kalangan Militer, tetapi juga kepada kalangan sipil. Sekolah-sekolah yang secara khusus didirikan untuk pengembangan potensi dasar manusia menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia sendiri pelatihan dan pendidikan dengan pola 

Outward Bound untuk kalangan non militer secara resmi dimulai pada tahun 1990 ditandai dengan didirikannya lembaga Outward Bound Indonesia yang berinduk langsung ke Outward Bound Internasional di Inggris. Sampai saat ini, outward Bound telah berkembang pesat di seluruh dunia termasuk salah satunya diIndonesia.

Filosofi
There Is More In You Than You Think (Anda lebih dari yang sekedar anda pikirkan), merupakan ungkapan yang menjadi moto Kurt Hahn dalam mengembangakan pola pendidikan dan pelatihan Outward Bound. Hahn selalu yakin bahwa apa adanya kita saat ini adalah perwujudan dari apa yang kita pikirkan tentang diri kita dan bukan kita yang sebenarnya. Manusia telah mengasumsikan dirinya sendiri dengan ciri dan potensi tertentu baik positif maupun negatif, dan hal itu membuat manusia tetap menjadi sebatas yang mereka pikirkan. Sebuah kelompok organisasi atau perusahaan sering kali merantai para staf dan anggota di dalamnya karena struktur yang mereka buat. Sementara itu struktur itu bukan lagi dibangun atas garis-garis tetapi atas kotak-kotak. Setiap komponen hanya melakukan apa yang oleh struktur minta untuk mereka lakukan tetapi tidak berjuang melakukan apa yang sanggup mereka lakukan. Orang kesulitan meretas batas-batas diri karena tidak melibatkan keseluruhan jiwa, rasa dan strategi dalam melakukan sesuatu. Sementara itu kesenjangan structural terus terjadi seiring merosotnya jiwa kepemimpinan sejati (leadership) di mana pemimpin menjadikan setiap komponen potensi di dalamnya merasa berarti. Kutr Hahn bercita-cita agar di seluruh dunia, siapapun dan dalam keadaan apapun dengan profesi apapun, menyadari bahwa kita tidak memiliki batas. Orang harus meretas batas diri (personal block) agar memungkinkan diri berkembang, bersinergi dengan orang lain dan alam, memiliki cara pandang utuh dan terbuka, peduli, dan selalu berpikir bahwa saya lebih dari sekedar ini!

Filosofi-filosofi dan dasar pemikiran Kahn yang mendorong para penggiat serta pemerhati pendidikan dan pelatihan Outward Bound terus melakukan berbagai riset dan pengembangan agar pola ini mampu menembus berbagai batas sehingga cita-cita Kurt Hahn mendirikan Outward Bound bisa membantu dunia menjadi lebih baik dapat terwujud.

Proses Transfer Pengetahuan dalam Outward Bound
Outward Bound mengandalkan dua kekuatan besar dalam membantu peserta pelatihan untuk mencapai tujuan.
  1. Pengalaman:
Lahir dari simulasi-simulasi berupa permainan yang telah dirancang secara spesifik untuk tujuan pengembangan personal dan pengembangan tim/kelompok.
  1. Alam:
Alam memiliki semua potensi yang dibutuhkan untuk melatih manusia bagaiman bertahan, mengembangkan diri, mengenal diri sendiri, mengatasi masalah dan menjalin sinergi dengan orang lain dan alam di sekitarnya, dan alam dengan caranya sanggup membuat orang yang begitu terasing menjadi dekat dengan Sang Pencipta.
Perpaduan dua kekuatan di atas membuat Outward Bound dalam sejarah dan perkembangannya menjadi idola di seluruh dunia dalam melakukan pendidikan serta pelatihan pengembangan diri dan tim mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, militer, korporasi, instansi pemerintahan, lembaga dan organisasi.

sumber : http://pbsoutbound.wordpress.com/2013/02/08/sekilas-tentang-outward-bound/comment-page-1/#comment-9

SURVIVAL PROGRAM PBS

Banyak orang bingung mengatakan entah mau atau tidak menjalankan survival program lantaran tidak sepenuhnya tahu tentang hal satu ini.  survival berasal dari kata Survive, yang artinya bertahan; tetap ada. Survival adalah usaha untuk bertahan dan ketika istilah ini dikenakan pada manusia maka menjadi usaha untuk tetap bertahan hidup. Peserta program survival diposisikan dalam keadaan penuh keterbatasan, tanpa uang, tanpa bekal makanan, tanpa teknologi, hanya peralatan untuk bertahan di alam. Peserta harus memulai hidup seperti manusia yang tak memiliki apa – apa dan mendapatkan yang dibutuhkannya dari alam, selain itu ada banyak tantangan siap dihadapai selama program survival.
Seberapa penting mengikuti survival program?
Hari-hari inibanyak sekali kasus bunuh diri, kriminalitas dengan alasan ekonomi, di sana – sini keputusasaan menjadi menu harian. Banyak orang semakin takut menjalani hidup. Orang semakin terperangkap dalam budaya instan. Kemampuan manusia menghadapi tekanan menurun drastis.  Program survival menjadi salah satu jalan untuk mulai membangun ketahanan diri. Orang harus sadar dan yakin bahwa jika kita bijak dan lebih cerdas, bersahabat dengan alam, kita akan bertahan. kemampuan bersosialisasi dan kreatifitas adalah jalan keluar dari berbagai persoalan.
Ada berbagai macam cara menerapkan program survival ini disesuaikan dengan medan, durasi, peserta dan sasaran program. Menurut tempatnya survival program dibagi menjadi 4 yakni:
a. Survival Laut / Pantai
Survival ini dilakukan di laut dan pesisir pantai. Orang yang meakukan kegiatan survival laut / pantai harus paham tentang laut dan biotanya. Harus bisa melakukan aktifitas yang biasa dilakukan nelayan, antara lain, memancing, menjerat hewan pesisir, membuat rakit, menyelam di air dangkal, mengenali hewan laut dan air payauh, mengenal terumbu karang dan bakau, dan memiliki pengetahuan yang memadai tentang medan pesisir.
b. Survival hutan / gunung
Medan hutan dan gunung memang lebih bersahabat dengan peserta program survival, bahkan pemula sekalipun. Ketersediaan kebutuhan di hutan / gunung lebih beragam dan mudah diperoleh dibandingka dengan medan lain. Selain itu, tidak harus memiliki keahlian khusus untuk menjalaninya. Beberapa hal yang perlu dikuasai oleh peserta Survival hutan / gunung antara lain navigasi darat dan peta kompas, pengetahuan tentang vegetasi, pengetahuan tali temali dan pengetahuan tentang sumber makanan di hutan.
c. Suvival kota
Medan kota tidak bisa dikatakan ringan. Beberapa perusahaan, organisasi, institusi menggunakan program survival kota sebagai treatmen bagi karyawan dan anggotanya dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi. Di kota memang hampir semua kebutuhan ada, dan komunikasi yang baik, keberanian dan tingkat percaya diri sangat menentukan.
d. Survival Padang pasir
Semua orang tahu tentang padang pasir, dan seberapa sulitnya orang – orang dari lingkungan tropis seperti Indonesia ini menjalani hidup di tengah ganasnya padang pasir. Butuh fisik yang benar – benar kuat, pengetahuan tentang peta yang memadai, pengetahuan tentang cuaca dan spesifikasi kehidupan padang pasir.
Menurut durasi Survival program dibagi ke dalam 4:
1. Trial : durasi 24 jam ( untuk pemula yang belum terbiasa dengan alam liar dan masih di bawah pengawasan pemandu ). Sangat cocok untuk remaja usia 13 – 19 tahun.
2. Live in: durasi 3 x 24 jam
3. Jelajah : durasi 1 minggu
4. Ekspansi: durasi 1 bulan
Menurut spesifikasi peserta:
1. Survival remaja: program survival yang ditujukan bagi para remaja berusia 13 – 19 tahun dengan durasi 24 jam. Penekanan materi ada pada kreatifitas, ketenangan, konsentrasi dan kemampuan berkomunikasi.
2. Survival Tim
Survival ini ditujukan bagi perusahaan, organisasi dan  institusi. Penekanan program ini adalah kemapuan koordinasi, kooperasi, kreatifitas, kompromi, efisiensi dan efektifitas.
3. Personal Survival
Survival yang dilakukan sendiri – sendiri. Beberapa perusahaan juga memilih program ini sebagai treatmen bagi karyawannya. Penekanan materinya lebih pada kepercayaan diri dan pengendalian diri.
Menurut sasaran program:
1. Pembenahan Mental: Program ini ditujukan bagi mereka yang mengalami tekanan berlebih,karena berbagai persoalan dan tekanan rutinitas, serta orang – orang yang mengalami phobia, dan orang yang bermasalah denga  kepercayaan diri ( kurang / berlebihan )
2. Sosialisasi: Program ini diberikan kepada tim. mereka harus bisa berkomunikasi dengan baik, menjaga relasi meski dalam tekanan, membangun kebersamaan dan saling peduli dalam keadaan apapun.
3. Kreatifitas: Program ini penuh dengan tantangan yang dirancang khusus untuk memperumit situasi peserta, sehingga selain berjuang bertahan menghadapi keterbatasan, mereka juga harus kreatif menyelesaikan semua tantangan.
4. Kepemimpinan: program ini ditujukan bagi pelajar, mahasiswa dan karyawan serta anggota organisasi / institusi. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan dalam memimpin, karena pada prinsipnya setiap orang adalah pemimpin!

PAINTBALL

Jungle War (paintball)

Mengadopsi strategi pasukan tempur dalam membangun teamwork, menjadikan Jungle War sebagai salah satu metode teambuilding favorit. Selain sangat efektif membangun tiga komponen team yakni Leadership, Teamwork, dan Communication Skill, adrenalin yang terpacu maksimal memberikan sensasi yang luar biasa bagi peserta. Jungle War memang sering disebut sebagai metode teambuilding dengan kandungan materi paling lengkap. Pertempuran paintball di hutan mengasah kemampuan memimpin, menerima instruksi, membangun empati, meramu strategi, problem solving dan berlatih menjunjung tinggi visi bersama. Program ini juga dibagi dalam 2 pilihan sesi, yakni pagi – siang, dan siang – sore. Selain kompetisi internal, peserta juga diberi kesempatan menjajal kekuatan Skuad Sapujagad 24 yang terdiri dari profesional dalam bidang Jungle War. Materi Jungle War meliputi:
  1. Icebreaking & Conditioning
  2. Grouping
  3. Team Briefing & Strategi
  4. Infasi
  5. Winning the mission! ( kompetisi )
  6. Scoring
  7. We Are One

Fasilitas & Biaya
  1. Program kegiatan
  2. Chief dan tim instruktur
  3. Perlengkapan kegiatan ( senjata, gogle, body protector,  seragam dan  peluru )
  4. Snack dan Traditional Lunch ( sesi pagi ) Snack & Sunset Tea Break ( sesi sore )
  5. P3K & Rescue Team
  6. Dokumentasi
Biaya pelaksanaan program ini adalah Rp. 135.000,00 / pack dengan minimal peserta 20 orang.

BANYU SUMILIR OUTBOUND CENTER

“PRAKATA”

          Saat ini Sumber Daya Manusia menjadi pusat perhatian untuk pendidikan bangsa dan dunia kerja khususnya lembaga, perusahaan, instansi yang menghasilkan barang dan jasa seperti Bank, Rumah Sakit, Perguruan Tinggi,Lembaga Pendidikan Formil maupun Non Formil Sumber Daya Manusia sebagai pekerja, karyawan dan pegawai tidak lagi dinilai sebagai alat atau sekedar pelengkap berjalannya roda instansi atau perusahaan, dinilai sebagai asset yang cukup penting dan perlu dikelola secara profesional sebagaimana halnya modal, uang, sarana teknologi dan sarana fisik.

Kemajuan dunia kerja tidak tergantung pada pengelolaan modal dan sarana fisiktetapi justru pada pengelolaan karyawan. Suatu perusahaan bisa berkembang kalau karyawan-nya memiliki motivasi berkembang mampu memberikan kontribusi produktivitas, sikap dan etos kerja. Hal ini akan membentuk lingkaran emas, karena pada situasi yang kondusif untuk berkembang inilah justru menjadi fokus sentral kepuasan karyawan yang “abadi”, tidak semata pada sallary belaka menuju kepuasan pelanggan.

Keberhasilan suatu perusahaan atau badan usaha bukanlah hasil kerja satu individu melainkan dilakukan antar individu yang terlibat dalam organisasi sebagai satu kesatuan yang disebut TEAMWORK.

Secara kodrati nilai sukses terbentuk dari faktor lingkungan dan kondisi alam. Namun sayangnya, budaya dan sistem pendidikan didalam lingkungan keluarga (home schooling) dan pendidikan formal PAUD, TK, SD, Sekolah Lanjutan sampai Perguruan Tinggi yang holistik, praktis tergusur pendidikan kognitif IPTEK. Pendidikan budi pekerti dan nilai kerja, kemandirian diganti budaya protektif. memanjakan (“budaya Mall”) sehingga generasi ini cenderung kurang peka, malas, kurang kreatif, instan (jalan pintas), tak tahan banting. Disisi lain, karyawan-karyawan instansi dan berbagai badan usaha dalam kesehariannya selalu berhadapan dengan berbagai persoalan dengan ruang lingkup kerja dibatasi oleh sekat-sekat tembok, sehingga secara psikologis ruang gerak dan pola pikir menjadi serba terbatas atau dibatasi, serta terbelenggu rutinitas kerja. Untuk itu diperlukan pelatihan-pelatihan di alam bebas. By removing participants from their familiar everyday routine, we try to push them beyond their normal comfort zone to become more outward-looking and enterprising (Nicholas Conceicao, 1997).

Melalui pelatihan manajerial alam bebas (outbound training) setiap individu dihadapkan pada kondisi yang berlainan dari rutinitas. Berbagai bentuk pelatihan kegiatan fisik akan menggali dan menjabarkan segala kelebihan serta kekurangan diri setiap individu. Sesungguhnya setiap individu memiliki kemampuan mental, emosi maupun fisik yang lebih dibandingkan dengan apa yang mereka telah rasakan/tampilkan pada diri mereka masing-masing. Apabila mereka diberi kesempatan untuk berekspresi dalam diklat outbound kemandirian dalam kebersamaan akan dapat lebih optimal sehingga akan menghasilkan nilai dan manfaat yang tak terhingga bagi perkembangan pribadi, perusahaan dan organisasi.

Selamat berekreasi, beroutbound dan menguji adrenalin melalui Fying Fox yang kami design dengan dua pilihan anak dan dewasa , semoga pengalaman dan kegembiraan didapat di lokasi alami nuansa alam, angin dan air Banyu Sumilir di bawah panorama lereng Merapi ini.



(Fransiskus Ogi Sindarto)
          Manager         

SUPERCAMP PBS

Mendengar orang menyebut Camping atau berkemah, banyak orang berpikir bahwa itu aktifitas alam biasa dan yang melakukan itu hanya para pecinta alam atau pramuka. Super Camp ingin membagi rahasia dari salah satu aktifitas alam liar dalam mereduksi berbagai tekanan, friksi dan memberikan energy baru bagi manusia dalam menjalani aktifitas. Melalui program Super Camp, kita memberikan kesempatan kepada alam untuk berkolaborasi dengan kita dalam menjadikan hidup berkualitas. Super Camp akan memberikan kunci menuju rahasia alam membuat kualitas hidup kita menjadi lebih baik.
Program ini dimulai pukul 16.00 – 08.30 ( keesokan harinya ). Materi kegiatan antara lain:
  1. Conditioning
  2. Grouping
  3. Building / icebreaking
  4. Harmoni ( makan malam trdaisional & api unggun )
  5. Jejak malam
  6. Sunrise Trekking ( pagi )
Fasilitas dan Biaya
  1. Program kegiatan
  2. Tim instruktur
  3. Perlengkapan kegiatan ( Tenda, matras tidur, sleepingbag, kompor gas potable, perlengkapan game, dll)
  4. Cofee break 1 kali, makan malam tradisional, sanck malam ( api unggun), tea break dan sarapan pagi.
  5. P3K dan Team kesehatan
  6. Asuransi
Biaya kegiatan ini adalah Rp. 145.000,00 / pack ( minimal 20 peserta )

Monday, September 16, 2013

SEKAPUR SIRIH BANYU SUMILIR OUTBOUND CENTER

Salam Perkenalan

Dengan Banyu Sumilir
 
Banyu Sumilir Outbound centre berada dalam lahan yang cukup luas dengan panorama alam, angin, air dan udara pegunungan yang masih asli menyatu dengan lingkungan komplek Desa wisata Pasar Kasultanan Sorowulan; merupakan bagian dari CSR Rumah Sakit “PURI HUSADA” menampilkan berbagai macam wahana permainan edukasi yang dapat menggali potensi, kepercayaan dan jati diri.
 
Banyu Sumilir berdiri pada tanggal 8 Desember 2007 dengan slogan “Neng Ndeso Ono Kutho, Ning Ora Dadi Kutho” dalam perjalanannya BANYU SUMILIR OUTBOUND CENTRE terus berkembang, diminati oleh semua kalangan program outbound, wisatawan baik perorangan maupun organisasi instansi dari berbagai macam tingkatan.
 
Melihat dari animo yang begitu besar dari setiap wisatawan yang datang serta masukan yang diberikan kepada BANYU SUMILIR OUTBOUND CENTRE, akhirnya kami melengkapi fasilitas wisma penginapan dan ruang pertemuan (sebagai sarana dan prasarana bagi wisatawan yang hendak menikmati suasana bernuansa alam), dan gedung pertemuan semi terbuka (dengan panorama alam) disamping rumah makan dan kolam renang yang sejak awal memang sudah eksis.
 
Aneka game permainan yang terdiri dari tiga media yaitu darat,air dan udara kami miliki dan dalam setiap permainannya kami rancang sesuai tingkatan usia peserta dengan kebutuhan dan tujuan peserta outbound yang keseluruhannya dikemas dalam program-program game yang dapat menggali, memberikan motivasi, kesan dan pengalaman baru bagi setiap peserta outbound.

Kami berupaya dan berharap semoga BANYU SUMILIR OUTBOUND CENTRE ini dapat menjadi pilihan sebagai wahana pelaksanaan kegiatan pelatihan yang berbasis pada pendidikan mental, spirit dan motivasi bagi seluruh kalangan organisasi, lembaga dan semua lapisan masyarakat. Didalam hal ini kami memiliki budaya kerja “Murah Tetapi Bukan Murahan, Mahal Tapi Berkualitas” Untuk mengenal lebih jauh Banyu Sumilir dipersilahkan membaca seluruh informasi dibuku ini, meninjau lokasi dan menghubungi Manager operational kami yang siap diundang untuk presentasi (Penyesuaian Program Outbound).
 
Selamat mengenal dan selamat datang di Banyu Sumilir Outbound Centre.

Salam Dan Hormat kami,

(Dr. JB. Soebroto)


Pemilik-Pembina